Wednesday, February 18, 2009

The Soul


Ada hal-hal tentang kehidupan yang selalu memaksa saya melihat dunia dengan pandangan yang berbeda salah satunya adalah kejadian ketika saya masih nganggur dan diminta ikut membantu penelitian dosen, saya di kirim untuk mengumpulkan data tentang kehidupan masyarakat di Kabupaten Barru, Sul-Sel, saat itu saya menumpang tinggal di rumah keluarga petani (Syabudin), keluarga Pa’ Syabudin sangat sederhana tapi wow mereka jauh lebih bahagia dari sebagian besar orang yang saya kenal, mereka hidup tanpa listrik, tanpa jaringan PDAM, tanpa fasilitas kesehatan such us puskesmas, klinik, or bahkan yang paling sederhana sekalipun seperti jamban or kamar mandi (Ntuk mandi mereka harus kesungai, untuk buang air besar mereka harus kehutan) Kehidupan itu kalau untuk saya rasanya tak sanggup saya jalani tapi OMG mereka enjoy dengan kehidupannya, awalnya saya selalu merasa iba dengan anak perempuan Pa’ Syabudin yang kalau melihat umur rasanya dia masih harus duduk di kelas 2 sma tapi disini di sebuah dusun tepat diperbatasan hutan yang masih agak asli (yeah....) kehidupan rasanya tidak menawarkan apapun untuk dia selain menjadi istri dari seorang anak muda yang juga sama mudanya dengannya, berhari-hari selama saya melakukan penelitian itu saya terus dihantui oleh nasibnya, saya tidak bisa berhenti memikirkan seharusnya dia bisa sekolah, kuliah, seharusnya masa depannya bisa lebih dari menjadi istri seorang petani, dan seharusnya......, seharusnya.........

Tapi ternyata hidup terus memberikan kejutan meskipun saat itu saya sedang tidak ingin terkejut, saya terlalu iba dengan nasib anak pa’ syabudin sampai tidak menyadari bahwa selama berhari-hari saya disitu dia juga tidak pernah berhenti menatap saya dengan pandangan yang sama or bahkanlebih. Sampai satu malam sebelum saya kembali kekota (Makassar) dia mengajak saya ngobrol di bawah pohon mangga, saat itu dia mengungkapkan keprihatinannya melihat hidupku (oops ternyata dia juga prihatin) dengan lugu dan kata-kata sederhana yang anehnya justru semakin terasa menyakitkan dia bertanya apa yang terjadi dengan hidupku kenapa gadis seumur saya malah belum menikah, kenapa saya menghabiskan hidup dengan berkeliling keluar masuk hutan, dengan enteng dia menasihati saya tentang nikmatnya hidup berumah tangga sambil menjadikan dirinya sebagai contoh dan saya......., saya tidak tau harus berkata apa begitu berbedanya kami hingga hal yang menurut saya merupakan musibah justru menjadi berkah buat dia sedangkan hal yang menurut saya hebat justru memprihatinkan menurut dia.

Sejak itu saya tidak pernah lagi memandang orang dengan kaca mata saya, tidak pernah lagi menempatkan diri dalam posisi orang lain, ternyata berempati tidak selamanya benar ada hal-hal yang tidak dapat kita terima namun bagi orang lain adalah hal yang sangat biasa. Ada banyak hal menarik yang terjadi dalam hidupku tapi pengalaman di Barru di suatu Dusun di pinggir hutan adalah pengalaman yang mengubah cara pandangku terhadap dunia.

Who You Are????


Sekarang rasanya susah sekali menemukan buku yang bisa membuat saya terkejut, berdebar-debar, dan terpesona seperti waktu saya membaca buku Harry Potter yang pertama (Harry Potter and the Sorcerer Stone), buku – buku harry potter yang berikutnya anehnya sudah tidak memberi sensasi yang sama mungkin karena sejak awal sebelum membacanya saya sudah tau kalau buku itu bagus, berbeda dengan yang pertama dalam bayangan terliar pun saya tidak tau kalau buku itu bisa sangat baguuuuuuuuuuuuuus.

Setelah membaca buku harry potter yang pertama saya serasa mendapat pencerahan hidup, serasa mendapat tujuan, serasa menemukan jati diri yang sesungguhnya, yah akhirnya saya sadar kalau saya sebenarnya penyihir…. Yep… penyihir. Itulah yang saya yakini selama bertahun-tahun ini….

Tapi… setelah membaca Twilight Saga saya jadi mulai ragu dengan jati diri saya, rasanya ada yang salah dengan diriku, mungkin saya sebenarnya bukan penyihir, mungkin saya sebenarnya adalah vampire baik yang vegetarian dan memiliki kekuatan supranatural. Aaah rasanya lega selama ini saya memang agak ragu tapi sekarang rasanya semua pertanyaan yang menghantui terjawab sudah… tidak ada yang lebih baik dari pada mengetahui jati dirimu sendirikan?...

Friday, February 13, 2009

Curhat.............


Kadang-kadang hidup ini membuat kita tertawa banyak hal-hal yang terjadi tidak seperti yang kita inginkan contoh paling nyata yah diri saya sendiri, semasa kuliah di kehutanan saya sempat menjadi asisten dosen plus peneliti, pokoknya cita – cita saya yang paling sederhana ingin jadi seorang research or dosen, dan yang paling ambisius ingin kerja di discovery channel (tapi yang paling saya inginkan adalah menjadi penyihir yang baik). Sebulan setelah sarjana masih tetap dengan semangat yang sama, setelah setahun mulai goyah mulai ngerasa tidak berguna khususnya setelah menghabiskan uang ibu dan kakak-kakak, saya mulai mereview cita-cita saya apa iya saya akan begini terus? Rasanya malu juga, bulan-bulan berikutnya dengan banyak penolakan dari berbagai tempat tekad makin goyah, akhirnya saya memilih jalan pintas, jalan yang paling sederhana, yang paling mudah dan ….tada….. Jadilah saya salah seorang yang paling saya benci waktu kuliah dulu seorang PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Saya memang paling benci dangan PNS menghabiskan banyak uang Negara hanya untuk bermain zuma di jam kantor, PNS identik dengan korupsi baik uang Negara maupun waktu dan sekarang sebeeeeeeeeeeeeeeeeeeel saya jadi salah satu dari mereka, bagaimanapun kerasnya saya berusaha pasti semua makhluk dan manusia dimuka bumi ini akan berpikir demikian.

Awalnya saya begitu percaya diri saya akan jadi berbeda, saya akan tetap seidealis dan sebersih waktu jaman kuliah dulu, tapi setelah setahun bekerja tekad saya makin luntur, rasanya kebiasaan buruk itu selalu cepat menular terlebih saya yang merasa punya basic kehutanan malah ditempatkan di bagian perencanaan dan keuangan, dari awal sampai akhir tahun hanya merencanakan dan mengatur uang, menunduk setiap hari depan computer, depan pembukuan untuk memastikan agar uang itu sampai di bagian yang tepat dan setelah kerja keras yang luar biasa malah melihat uang itu sebagian besar dipotong oleh atasan-atasan yang menganggap uang itu milik mereka, padahal apa sih yang kurang dari harta mereka, mana mungkin seorang pegawai dengan golongan III/c bisa punya rumah mewah dan mobil sampai 3 biji (helllow ada apa dengan dunia?).

Dengan keadaan seperti itu akhirnya saya jadi mulai ikutan korupsi, bukan korupsi uang (syukurlah masih sedikit sadar klu untuk urusan uang) tapi mulai korupsi waktu, saya jadi malas masuk kantor malas ngeliat muka para bos yang kalau depan masyarakat ngomongnya kaya malaikat, rasanya saya mulai sakit jiwa, (SOS….SOS….. help……help…..)

First Time


Finnaly setelah lama bingung plus stress mikir akhirnya saya punya blog juga, jangan salah lho bukan mikir gimana caranya buat blog (itu sih mudah sayakan tidak gatek-gatek amat) yang buat pusing itu yah nulisnya, saya punya banyak ide dikepala tapi untuk mengeluarkan dalam bentuk tulisan itu yang susah, kalau lagi baca tulisan sendiri saya malah sering bingung saya ini nulis apa, coba bayangkan saya saja merasa seperti itu apalagi orang lain, btw syukurlah saya hanya punya sedikit teman so smoga blog ini nggak ada yang baca selain saya