Friday, September 18, 2009

Lebaran Datang


Tiap lebaran datang ada bermacam rasa di dalam hati, lebaran saatnya menangis mengingat bapak yang sudah tidak bisa ikut berlebaran bersama kami, juga saat tawa dan sukacita karena semua kakak2 berdatangan untuk merayakan lebaran bersama, juga ada kesal karena kami tak bisa berkumpul tanpa berdebat panjang. ada juga rasa capek karena lebaran selalu identik dengan masak banyak dan bermacam2.


ini lebaran tahun kedua yang saya rayakan bersama suami, dihari2 dkt lebaran seperti ini selalu ada perdebatan seru tentang saya yang nggak bisa masak dan dia yang terlalu malas untuk membantu, trus kami akan saling diam dan menarik diri, saya akan memasak sambil bersungut2 dan dia akan segera kabur mencari perlindungan dari omelan saya yang bertubi2, jika malam telah tiba dan semua pekerjaan telah usai kamipun tertawa bersama, menertawakan hari heboh yang kami lewati. tidak pernah ada marah yang tak bisa dimaafkan, tak pernah ada marah yang tak berakhir dengan tawa.


rutinitas ini selalu berulang, dan pemecahannya juga selalu sama cukup dengan tawa. semoga tahun depan lebaran bisa kami lewati bersama si buah hati, semoga tahun depan Tuhan berkenan memberi kami kepercayaan untuk mengasuh satu hambanya sebagai anakku

Tuesday, September 8, 2009

Penyelamat Kakakku


Hari ini saya berhasil menuntaskan buku karya Jodi Picoult yang berjudul My Sister Keeper, menurut saya novel inimengejutkan, membuat kita merenung dan memandang persoalan dengan sisi yang baru.


Buku ini bercerita tentang seorang anak (anna) yang dilahirkan dengan tujuan untuk menyelamatkan hidup kakaknya (Kate), dengan menjadi donor dan mensuplai kebutuhan hidup kakaknya, sampai disuatu ketika diusia remaja dia mulai mempertanyakan hidupnya dan berusaha menggugat orang tuanya agar memperoleh hak atas tubuhnya sendiri. keputusan yang begitu berat karena disisi lain dia sangat menyayangi saudaranya itu.


novel ini sangat menyentuh, semua terlihat tidak seperti kenyataan yang terjadi, konflik dijalin dengan akhir yang mengejutkan yang sama sekali tidak diduga. sosok orang tua digambarkan bukan sebagai sosok yang kejam dan tanpa ampun seperti disinetron Indonesia, tapi sosok yang yang lembut dan penyayang meskipun dengan keputusan2 aneh yang diambil namun herannya tetap logis, pilihan2 yang dibuat membuat kita bingung itu benar atau tidak.


Seluruh bab terdiri dari nama tokoh2 yang terlibat dalam cerita, dalam tiap bab kita bisa menyelami perasaan dari masing-masing tokoh, membuat kita memahami mengapa keputusan itu dibuat. Kita memahami mengapa anna ingin berhenti mendonorkan dirinya untuk kakaknya, namun kita juga paham mengapa orang tuanya ingin terus memaksa Anna melakukannya seperti yang diucapkan oleh sang ibu "jika kau menggunakan cara yang salah secara moral untuk menyelamatkan hidup anakmu, apakah itu menjadikanmu ibu yang buruk? " bagi sang ibu dia melakukan hal yang benar dan kita tidak bisa menghakimi tindakkannya.

Berada dalam posisi mereka membuat kita juga pasti akan melakukan keputusan yang menurut kita benar terserah bagaimana gilanya keputusan itu menurut orang lain.


Novel ini diakhiri dengan mengejutkan dan menguras air mata, seperti yang saya katakan di awal semua terlihat tidak seperti apa yang sebenarnya terjadi, pada akhirnya semua tinggal tergantung pada diri kita apa yang menurutmu benar belum tentu benar menurut orang lain.





Kangeeen














sejak pulang dari kolaka saya merasa ada yang hilang dari diriku, ada secuil rasa tak nyaman dan kehilangan yang begitu besar dari diriku, rasanya seperti kehilangan salah satu anggota tubuh, hari ini melihat fotonya saya jadi sadar, ternyata merekalah yang sangat saya rindukan, ian dan caca memang bukan anakku, tapi bersama sejak mereka dilahirkan menimbulkan ikatan yang lebih dari sekedar keponakan, saya sangat menyayangi mereka.

Sekarang semua mimpi dihantui oleh 2 malaikat kecil itu, tawa, tangis dan rengekan manja mereka.

Monday, September 7, 2009

Malaaas


Sebal dengan diriku, nganggur membuat diriku malas, nggak ada satupun bacaan yang saya tuntaskan, nggak ada satupun ilmu yang bertambah, badan mulai menggemuk menyebalkan saya nggak suka gemuk.


Pingin segera bangkit memperbaiki diri, pingin bangkit berbuat sesuatu, tapi rasanya benar-benar malas. malas ngapa2in, ada apa dengan diriku, tak biasanya rasa ini begitu mengikatku, membuatku lumpuh.

Sunday, September 6, 2009

PINDAH


Nggak percaya rasanya akhirnya saya bisa pindah juga ke baus, setelah hampir 2 tahun berusaha pindah dengan bermacam cara (mulai dari jalan lurus sesuai peraturan sampai melobi para pejabat) yang selalu gagal, ternyata jalan untuk pindah begitu dekat, lewat kakak kandung sendiri akhirnya saya bisa menembus jaringan birokrasi yang menyebalkan.


Benar-benar menjengkelkan mengetahui saya mestinya bisa pindah sejak dulu seandainya saja kak yusran bisa sedikit lebih berani, dia terlalu menganggap dirinya tidak berarti tanpa menyadari klu ternyata walikota bau-bau sangat menghargainya, heran kenapa anugrah selalu turun pada orang-orang yang tidak pantas menerimanya dengan kata lain tidak tau memanfaatkannya.


Pindah dari kolaka selain bahagia ternyata saya juga merasakan kesedihan, teman-teman di kolaka adalah orang-orang luar biasa yang sangat mencerahkan hari, rasanya cemas dan sedih membayangkan apa saya akan menemukan orang sebaik mereka disini, ini memang kampung halamanku tapi setelah pergi bertahun-tahun tempat ini akhirnya menjadi asing.
Saya bukanlah orang mudah bersosialisasi, saya selalu merasa nyaman di lingkaran kehidupan sosial yang kecil dengan orang-orang yang terbatas, satu kelemahan yang sulit saya rubah, berada dalam lingkugan yang serba baru membuat saya merasa terasing butuh berbulan-bulan sebelum saya bisa menemukan teman.


Tapi semua kerepotan itu saya anggap impas dengan kebahagian berkumpul bersama keluarga, berkumpul bersama suami dan ibu tercinta. Aaaah saya percaya keadaan akan lebih indah di disini