Tiap lebaran datang ada bermacam rasa di dalam hati, lebaran saatnya menangis mengingat bapak yang sudah tidak bisa ikut berlebaran bersama kami, juga saat tawa dan sukacita karena semua kakak2 berdatangan untuk merayakan lebaran bersama, juga ada kesal karena kami tak bisa berkumpul tanpa berdebat panjang. ada juga rasa capek karena lebaran selalu identik dengan masak banyak dan bermacam2.
ini lebaran tahun kedua yang saya rayakan bersama suami, dihari2 dkt lebaran seperti ini selalu ada perdebatan seru tentang saya yang nggak bisa masak dan dia yang terlalu malas untuk membantu, trus kami akan saling diam dan menarik diri, saya akan memasak sambil bersungut2 dan dia akan segera kabur mencari perlindungan dari omelan saya yang bertubi2, jika malam telah tiba dan semua pekerjaan telah usai kamipun tertawa bersama, menertawakan hari heboh yang kami lewati. tidak pernah ada marah yang tak bisa dimaafkan, tak pernah ada marah yang tak berakhir dengan tawa.
rutinitas ini selalu berulang, dan pemecahannya juga selalu sama cukup dengan tawa. semoga tahun depan lebaran bisa kami lewati bersama si buah hati, semoga tahun depan Tuhan berkenan memberi kami kepercayaan untuk mengasuh satu hambanya sebagai anakku
No comments:
Post a Comment