Monday, June 15, 2009

Menulis itu Sulit


Menulis itu sulit,dan anehnya belakangan ini makin sulit untuk saya lakukan. Saya masih ingat dulu waktu Sekolah dasar, punya banyak buku diary yang semuanya penuh berisi tulisan tentang keseharianku. Mulai dari dipukul kakak, dimarahi ibu sampai soal uang jajan. Menginjak SMP kebiasaan menulis diary tetap saya lakukan, isinyapun mulai berubah kebanyakan tentang teman-teman dan orang-orang yang saya sukai. sampai entah kapan saya mulai berhenti menulis buku diary. Saat SMA, saya nyaris nggak pernah nulis lagi, paling-paling cuma puisi singkat untuk mata pelajaran bahasa indonesia. Saat itu saya mulai merasa nggak punya ide dan mood untuk menulis, dan anehnya saya juga mulai tidak bisa melamun lagi. Saya yakin itu berhubungan dengan kata-kata dari seorang penutur kearifan yang mengatakan bahwa ketika kita masih kecil daya khayal dan imajinasi sangatlah tinggi sedangkan daya nalar sangat rendah sementara pada saat kita dewasa daya khayal semakin berkurang karena daya nalar menjadi sangat logis.

saya teringat waktu SMA, teman-teman yang tau kalau saya dulu suka nulis cerpen dan puisi, meminta sebuah cerpen untuk di tempel di mading sekolah. Saya benar-benar kelimpungan, berhari-hari saya berusaha menimbulkan keinginan menulis tapi tetap nggak bisa. Sementara saya mulai merasa berada di bawah tekanan untuk segera menyetorkan naskah itu. saya berusaha menjelaskan kalau sudah tidak bisa menulis lagi karena telah kehilangan daya khayal dan berubah menjadi sangat logis. Tapi tetap saja penjelasan itu tidak berarti apa-apa bagi mereka. Akhirnya dengan sangat terpaksa saya menulis sebuah naskah yang benar-benar buruk. Saya tau mereka kecewa pada tulisan itu, namun tidak sebesar rasa kecewa saya pada diri sendiri. Saya sadar untuk waktu yang lama saya tidak akan menulis lagi.

Tapi sekarang, entah apa yang menggerakkan saya untuk mulai menulis lagi. Memang tidak sebagus dulu. Masih banyak yang harus saya pelajari, tapi mungkin ini merupakan awal yang bagus. Belajar lagi melakukan hal yang dulu paling saya sukai, menulis sambil tersenyum, menulis untuk bahagia. Peduli amat dengan segala tata bahasa dan hal-hal aneh lainnya saya akan menulis untuk diriku. Karena saya menikmati melakukan ini.

1 comment: