Monday, May 4, 2009

NENEK MOYANGKU SEORANG PELAUT

Semalam ada cerita seru untuk pertama kalinya saya dengar kisah tentang bapak dan nenek saya, terlepas dari benar tidaknya cerita itu tetap saja ........ wow.
Saya menguping pembicaraan kakak saya dan istrinya, dan terungkap sudah kalau nenek moyang saya adalah seorang pelaut ulung or mungkin tepatnya orang yang mengetahui rahasia laut or mungkin juga orang yang memiliki kedekatan aneh dengan laut.
Diceritakan pada suatu pelayaran dari bau-bau ke ereke (Kampung lahir ibu saya) ada suatu daerah yang bernama “wamorapa” di daerah itu mau musim barat or musim timur tetap saja ada pusaran air yang merupakan pertemuan dari beberapa arus, konon hanya di saat subuh saja kapal baru bisa lewat. Saat itu laut marah, ombak besar, dan arus kuat, kapal berteduh menunggu subuh di sebuah pulau, setelah subuh perlahan-lahan kapal mulai merangkak berusaha melewati wamorapa, tapi ternyata tempat itu masih mengamuk dengan semua kekuatannya, dalam suatu kapal meskipun cuaca seburuk apapun jika ABK tetap tegar maka penumpang juga tidak perlu panik, tapi jika awak kapal mulai mencari jergen untuk dijadikan pelampung itu adalah tanda bagi penumpang untuk panik.
Saat itu semua awak kapal sudah panik dan mulai cari selamat, bapak saya begitu melihat wajah istri dan anak-anaknya mulai meneguhkan hati dan beranjak menuju bagian depan kapal yang agak tinggi, bapak saya berteriak dalam bahasa Buton kuno yang entah apa artinya dan tiba-tiba saja laut berhenti mengamuk, arus berhenti dan permukaan laut menjadi sebening kaca entah kekuatan apa yang membuat laut bisa setenang itu, or mungkin juga bapak sudah membuat perjanjian dengan laut yang entah apa isi perjanjiannya, namun pada intinya dia lah yang menenangkan laut
Berbeda dengan nenek saya dia punya cara yang aneh untuk menenangkan laut, (ini diceritakan oleh seorang nahkoda kapal pengagum berat nenek) pada suatu kisah tentang perjalanan nenek saya ke Taliabo (saat itu orang-orang buton hobi ke Taliabo) diperjalanan kapal di hantam badai yang tidak kira-kira ganasnya disaat semua orang panik, nenek saya dengan santai ke dapur kapal dan meminta sekepal nasi, saat itu nakhoda yang memang sudah mencari selamat di dapur kapal mengikuti neneknya ke pinggir kapal yang paling dekat dengan laut, dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri saat nenek saya mengulurkan tangan ke laut menawarkan sekepal nasi ke laut, dan ini yang ajaibnya dia bersumpah akan kebenaran cerita ini dia melihat ada tangan keluar dari laut mengambil nasi itu, benar-benar tangan hanya entahlah itu tangan siapa dan saat itu laut langsung teduk sebening kaca. Sejak itu si nahkoda menjadi penggemar nenekku.

No comments:

Post a Comment